Menjamurnya Lembaga
Bimbingan Belajar
Ratna Lumban Tobing
Magister
Manajemenn Pendidikan
Universitas Negeri Riau
Abstrak
Artikel ini menjelaskan tentang
peran Lembaga Bimbingan Belajar dalam pengembangan pendidikan nasionalia.
Lembaga Bimbingan Belajar menjelaskan apa sebenarnya pengertian Lembaga
Bimbingan Belajar itu, apa yang menyebabkan Lembaga Bimbingan Belajar menjamur
khususnya di Indonesia, dampak positif dan dampak negatif apa yang diterima
dengan menjamurnya bimbingan belajar di Indonesia, dan apakah ada titik temu
antara lembaga pendidikan formal dan pihak orangtua/siswa dengan lembaga
bimbingan belajar untuk menyukseskan tujuan pendidikan nasional. Diharapkan
setelah membaca artikel Diharapkan setelah membaca artikel ini akan menimbulkan
pengertian untuk mengkritisi dampak positif dan negatif menjamurnya lembaga
bimbingan belajar di Indonesia.
Kata Kunci: lembaga bimbingan belajar dan
menjamurnya
Abstract
This article describes the role of institutions in the
development of education Tutoring nasionalia. Tutoring Institute explains what
exactly Tutoring Agency's understanding, what causes Tutoring Institute
mushroomed, especially in Indonesia, the positive and negative impacts of what
is acceptable to the proliferation of tutoring in Indonesia, and whether there
is common ground between formal institutions and the parents / students with tutoring
agencies for the success of national education goals. Expected that after
reading this article will cause understanding to scrutinize the impact of
positive and negative proliferation tutoring agencies in Indonesia.
Key Words: tutoring agencies and proliferation
Key Words: tutoring agencies and proliferation
1.
Pendahuluan
Lembaga Bimbingan Belajar
(LBB) di Indonesia menjadi satu fenomena menarik bagi dunia pendidikan saat
ini. Lembaga Bimbingan belajar (LBB) atau sering
disingkat Bimbel menjamur di mana-mana, baik yang dikelola perorangan maupun kelompok,
mulai dari privat sampai dengan proses pembelajaran di Ruko yang ber AC. Hingga
kini masih banyak tempat- tempat Bimbingan Belajar dengan nama baru bermunculan
dengan menawarkan berbagai macam program unggulan. Bahkan penulis sendiri
berprofesi sebagai salah satu guru Bimbingan Belajar SD sampai SMP yang
dikelola pribadi penulis. Bimbingan Belajar menjadi lahan yang subur bagi
bisnis pendidikan.
Berdasarkan
data Direktorat Pembinaan Kursus dan Pelatihan Indonesia, pada tahun 2012 tercatat, lembaga bimbingan
belajar sebanyak 13.446, sebanyak 11.207 lembaga atau sekitar 83,35%
diantaranya telah memilki izin operasi. Sementara jumlah peserta Bimbingan
Belajar mencapai 1.348.565 orang. Terdiri dari siswa SD sampai jenjang
pendidikan tinggi. Siswa pada jenjang SMA menempati urutan pertama yaitu
sebesar 45,51%, kemudian diikuti tingkat pendidikan SMP sebesar 22,97%, SD
17,84%, S2/S3 sebanyak 10,11%. Penulis pernah membaca iklan di koran dan yang
ditempel di pohon-pohon jalan raya tentang bimbingan belajar membaca, menulis,
dan berhitung bagi anak TK. Bahkan saat ini telah dibuka bimbingan belajar
untuk anak pra-TK seperti Lembaga
Bimbingan Belajar Kumon.
Disebut-sebut
bahwa penyebab tumbuh suburnya berbagai Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) di
Indonesia karena ketidakpuasan siswa dan orangtua terhadap
kualitas pembelajaran di sekolah, seperti kemampuan guru yang terbatas,
kurangnya fasilitas belajar yang memadai, serta tuntutan kurikulum yang tidak
realistis. Semakin tingginya kesenjangan antara soal mata pelajaran yang
dipelajari disekolah dengan kualitas soal yang diterapkan dalam seleksi masuk
sekolah dan perguruan tinggi di Indonesia.
Peran sekolah, walaupun belum
tergantikan, kian tersaingi oleh maraknya Lembaga Bimbingan Belajar. Kini,
Lembaga Bimbingan Belajar semakin kreatif dan variatif dalam memberikan
pelayanan kepada siswa serta memahami kebutuhan siswa. Hal ini menimbulkan
kesenjangan sosial antara pihak Lembaga Pendidikan Formal, Lembaga Bimbingan
Belajar serta pihak Orangtua Siswa/murid.
2.
Hasil Penelitian
Dan Pembahasan
a. Lembaga Bimbingan Belajar (Hasil Penelitian)
1.
Pengertian Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Menurut Jones (2011), Lembaga
Bimbingan Belajar adalah, suatu
Lembaga Pendidikan Informal yang
memberikan bantuan kepada orang lain dalam menentukan pilihan
dan pemecahan masalah dalam kehidupannya
melalui guru pembimbing yang kompeten. Menurut
Crow dan A Crow (2011), Lembaga Bimbingan Belajar adalah, suatu Lembaga
Pendidikan Informal yang memberikan bantuan kepada
orang lain melalui orang-orang yang telah terdidik
dan terlatih.
Dapat disimpulkan bahwa, Lembaga
Bimbingan Belajar adalah Lembaga
Pendidikan Informal yang di buat untuk membantu siswa dalam menempuh pendidikan
Formal melalui guru pembimbing yang kompeten. Lembaga Bimbingan Belajar turut
berperan dalam mencerdaskan anak bangsa.
Lembaga
Bimbingan Belajar cenderung sebagai tempat pelarian siswa yang kurang di dalam
lembaga formal yang bernama sekolah. Selain itu, Lembaga Bimbingan Belajar juga
memiliki tanggung jawab besar karena mengemban kepercayaan orang tua dan wali untuk
meningkatkan kemampuan anaknya dibidang
akademik, moral, sosial, dan agama serta
pendidikan kemandirian.
2.
Latar Belakang Adanya Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Menurut Tilaar (2000), beberapa
agenda persoalan pendidikan di Indonesia yang menonjol yang harus segera
diselesaikan adalah, pertama: Masih rendahnya pemerataan memperoleh pendidikan;
Kedua: masih rendahnya kualitas dan relevansi pendidikan; dan ketiga: Masih
lemahnya manajemen pendidikan, di samping belum terwujudnya kemandirian dan
keunggulan ilmu pengetahuan dan teknologi di kalangan akademisi.
Oleh karena itu maka dalam rangka
mencapai tujuan Pembangunan Nasional khususnya bidang pendidikan yaitu, untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadai warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Maka seluruh stakeholders pendidikan, baik warga sekolah dan warga
masyarakat harus bekerjasama dengan baik.
Salah satu aspek
yang harus diperhatikan dalam rangka meningkatkan kualitas proses belajar
mengajar adalah dengan mempertinggi tingkat partisipasi masyarakat dalam
pendidikan khsususnya didirikannya Lembaga Bimbingan belajar.
Menurut Penulis, latar belakang
menjamurnya Lembaga Bimbingan yaitu, antara lain:
a.
Masih Lemahnya Mutu Pendidikan Formal Di Indonesia
Ada dugaan bahwa orangtua siswa yang
mengirimkan anaknya untuk mengikuti Bimbingan Belajar cenderung tidak percaya
bahwa pembelajaran di sekolah mampu membawa anaknya dapat lebih berprestasi
karena siswa yang ikut bimbingan belajar kebanyakan justru dari sekolah-sekolah
favorit yang kemampuan akademiknya justru relatif baik.
Hal ini didukung oleh :
1)
Pemerintah
menerapkan kebijakan nilai Unas sebagai penentu utama kelulusan siswa.
2)
Tuntutan persaingan memperebutkan
sekolah favorit, mendapatkan nilai Ujian Akhir Nasional (UAN) yang optimal
3)
Kurikulum yang terus berubah tiap
tahun
4) Keterbatasan
jam pelajaran di sekolah
Ketergantungan
ini diperparah sekolah yang cenderung mengutamakan transfer ilmu pengetahuan
tanpa penanaman nilai. Akibatnya, proses pendidikan timpang. Di sisi lain,
antara sekolah dengan Bimbingan Belajar terjadi missing-link, dimana materi
maupun trik yang didapatkan di bimbel justru tidak diajarkan disekolah.
Kegiatan belajar mengajar di lembaga bimbingan belajar berfokus pada pencapaian
nilai ujian tertinggi yang mengajarkan cara cepat menyelesaikan soal-soal ujian
melalui konsep drilling.
Lembaga Bimbingan Belajar juga
menjanjikan kualitas pembelajaran dan target output, serta janji pelayanan
dengan metoda pembelajaran yang up to date. Metode pembelajaran yang diberikan
lebih menjanjikan bagaimana siswa dapat belajar efektif, cerdas dan penerapan
strategi belajar cepat, dimana metode tersebut tidak di dapatkan siswa
disekolah.
Bukan itu saja, ada paket pendamping
belajar siswa dengan memberi pelayanan konseling dan pemecahan masalah siswa.
Di samping itu, pembelajaran
didukung dengan fasilitas lengkap yang merangsang siswa belajar asyik.
Terbayang, siswa masuk bimbel sudah terarah pada tujuan dan target belajar yang
jelas hendak didapat siswa.
b.
Memudarnya Tanggungjawab Orangtua Dalam Membimbing
Anaknya
Menurut Sleman,
Kompas (2010), peran orangtua sebagai pendidik utama anak dinilai memudar
karena orangtua semakin bergantung pada lembaga pendidikan di luar keluarga
seperti sekolah atau bimbingan belajar. Padahal, pendidikan dalam keluarga
merupakan faktor terpenting bagi keberhasilan anak.
Konsultan
Pendidikan Sofyan (2010) juga mengatakan, saat ini orangtua terlalu
mengandalkan sekolah. Kalau anak menemui kesulitan belajar di sekolah, mereka
lalu memasukkan ke Lembaga Bimbingan Belajar. Orangtua memegang peran
terpenting dalam segala bidang kehidupan anak termasuk pendidikan sehingga
idealnya sekitar 60-70 persen waktu anak berada dalam interaksi dengan
orangtuanya. Sejumlah penelitian dan kajian psikologis menunjukkan, anak yang
berhasil dan berprestasi di sekolah memperoleh cukup perhatian dan kasih sayang
dari orangtua.
Ketergantungan
orangtua pada Lembaga Pendidikan dapat berakar dari ketidakmampuan orangtua
menjadi teman belajar anak, orangtua terlalu sibuk dan alasan tidak mau repot.
c. Para Siswa Mengalami Kesulitan Menyerap Pelajaran
Di Sekolah Formal
Menurut Djumhur dan Surya ada dua
faktor yang timbul dalam kesulitan belajar anak, yaitu (1975), faktor Endogen
dan Faktor Eksogen.
Faktor endogen ialah faktor yang
datang dari anak itu sendiri, hal ini dapat bersifat biologis, ialah hambatan
yang bersifat kejasmanian dan fisikologis, ialah hambatan yang bersifat
kejiwaan.
Faktor eksogen ialah hambatan yang
dapat timbul dari luar diri anak, faktor ini meliputi faktor lingkungan
keluarga dan sekolah.
Penelitian bahwa setiap anak mempunyai gaya belajar
yang berbeda-beda.
Hasil penelitian menyatakan bahwa
setiap anak memiliki gaya belajar yang berbeda
1)
50% adalah pelajar visual
(penglihatan), anak lebih menyukai dan mengerti gambar-gambar, grafik, dan
tulisan di buku dibandingkan dengan ceramah.
2)
30% adalah pelajar kinestetik
(perabaan, gerakan), anak lebih membutuhkan aktivitas yang berdasarkan perabaan
dan pergerakan.
3)
20% adalah pelajar auditori
(suara/pendengaran), anak belajar dengan baik ketika mereka berbicara tentang
apa yang anak pelajari
4)
Otak bekerja lebih baik saat
berada pada keadaan emosi yang positif. Murid harus merasa aman secara fisik
dan emosi sebelum otaknya siap untuk belajar. Guru bisa membuat situasi
lingkungan belajar yang positif dengan memberi dorongan dan pujian pada usaha
–usaha yang dilakukan murid.
5)
Otak belajar informasi baru
melalui modul-modul kecil. Penelitian tentang otak menyatakan bahwa anak-anak
usia antara 5-13 tahun belajar paling baik saat mereka diberi informasi 2-4
modul. Anak-anak usia 14 ke atas bisa belajar sampai dengan 7 modul pada saat
yang sama. Guru harus merencanakan batasan ini dan mengajarkan materi dalam
bentuk modul-modul kecil.
6)
Murid memerlukan sedikit waktu
untuk mengistirahatkan otaknya terhadap tugas tertentu. Memberi waktu bebas antara
satu pelajaran ke pelajaran lain bisa meningkatkan fokus murid. Sebagai contoh,
memberi murid waktu untuk berdiri dan meregangkan otot, mengobrol sekitar 2
menit, dan lain-lain. Otak akan lebih siap untuk tugas dan menyimpan informasi.
7)
Menyediakan ruang pribadi yang
cukup untuk murid. Lebih banyak ruang pribadi mengurangi ketegangan pelajar.
3. Status
Hukum Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Pengertian kursus dalam Keputusan
Direktur Jenderal Pendidikan Luar Sekolah, Pemuda, dan Olahraga (Kepdirjen Diklusepora)
Nomor: KEP-105/E/L/1990 sebagai berikut:
Kursus pendidikan luar sekolah yang diselenggarakan
masyarakat selanjutnya disebut kursus, adalah satuan pendidikan luar sekolah
yang menyediakan berbagai jenis pengetahuan, keterampilan, dan sikap mental
bagi warga belajar yang memerlukan bekal dalam mengembangkan diri, bekerja
mencari nafkah dan melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Kursus dilaksanakan oleh dan untuk masyarakat dengan swadaya dan swadana
masyarakat.
Dari beberapa informasi tersebut
diatas maka jelas bahwa keberadaan Lembaga bimbingan Belajar adalah resmi,
legal, sah dan diatur dalam Undang-undang Negara Republik Indonesia.
4. Tujuan
Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Tujuan yang ingin dicapai oleh
sekolah sejalan dengan tujuan yang ingin dicapai Lembaga Bimbingan Belajar.
Yang membedakan diantara keduanya ialah jenis kegiatannya, pendidikan terletak
pada proses belajar mengajar yang penekanannya pada usaha-usaha
kognitif,afektif dan psikomorik, sedangkan bimbingan terletak pada membina
siswa dalam perkembangan pribadi, sosial psikologi, yang didasarkan pada
kenyataan yang dihadapi siswa sehingga memerlukan bantuan tenaga profesional
kependidikan dalam hal ini adalah guru pembimbing.
Pada Umumnya, kurikulum Lembaga
Bimbingan Belajar mengacu pada kurikulum yang di berikan oleh pemerintah untuk
mensinkronkan dengan kurikulum sekolah agar anak dapat mengulang dan menanyakan
kembali materi yang sulit di mengerti di sekolah.
5.
Penyelenggara Lembaga Bimbingan Belajar (LBB) Secara Akademis
Penyelenggara Lembaga Bimbingan
Belajar (LBB) seharusnya adalah orang-orang yang kompeten. Rata-rata tenaga
pengajar adalah para alumni dari Ilmu Keguruan namun ada juga dari fakultas
yang bukan Ilmu Keguruan seperti Fakultas Tehnik, Fakultas Kedokteran, dan
sebagainya. Hal ini dapat berdampak positif karena siswa dapat diajar oleh guru
dengan ilmu berbeda-beda dengan kajian ilmu yang berbeda.
Kemudian,
diterapkannya sistem pembelajaran yang menyenangkan. Sistem
pembelajaran yang menyenangkan adalah suatu kesatuan yang terdiri dari sumber
belajar, lingkungan belajar dan proses interaksi yang dihubungkan bersama untuk
memudahkan aliran informasi, materi atau energi dari pendidik
kepada peserta didik untuk mencapai suatu tujuan dengan cara peserta didik
dilibatkan secara penuh dalam pembelajaran sehingga terciptanya makna,
pemahaman dan nilai yang membahagiakan dalam diri anak didik. Antara anak didik
dan pendidik terjalin kemitraan karena pendidik memposisikan diri sebagai fasilitator atau agen pembelajaran, mengajari
anak bagaimana belajar (learning how to learn).
6.
Cara Kerja Lembaga Bimbingan Belajar (LBB)
Kian variatifnya
pelayanan yang diberikan bimbingan belajar tak lepas dari kebijakan ujian
nasional untuk SMP dan SMA serta ujian akhir sekolah berstandar nasional
(UASBN) untuk sekolah dasar. Pihak Bimbingan Belajar mengambil peluang itu
untuk memberikan jasa pelayanan membantu anak lulus ujian nasional dan UASBN
serta kemudian mendapatkan sekolah favorit. Pada Umumnya, servis pelayanan
kepada anak tergantung seberapa besar biaya yang harus dibayar.
Di Lembaga
Bimbingan Belajar yang bergengsi, selain layanan pendalaman materi dan
pelatihan mengerjakan soal, Bimbingan Belajar juga menyediakan pula Layanan
Bimbingan Konseling. Siswa dapat bertemu guru konseling yang berlatar belakang
pendidikan psikologi untuk membicarakan kesulitan belajarnya. Sebelum masuk ke
bimbingan belajar itu, siswa wajib mengikuti tes psikologi guna melihat minat
dan kecenderungan gaya belajar anak.
Bahkan Relasi
guru dan murid baik dan dekat karena satu kelas dengan satu guru maksimal
berisi lima anak untuk kelas eksekutif, 10 anak untuk kelas reguler dan 20 anak
untuk kelas biasa. Pengelompokan ini bertujuan agar guru mengenal kebiasaan dan
karakter peserta bimbingan belajar. Hal ini berbeda dengan kondisi Pendidikan
Formal pada umumnya yang menampung murid dari 20 sampai 40 murid dalam satu
kelas.
Untuk menarik
minat anak dan orangtua, Lembaga Bimbingan Belajar menyelenggarakan training
motivasi, seminar pola asuh anak yang melibatkan orangtua peserta, fasilitas
call to home atau laporan dari pihak bimbingan belajar ke orangtua satu bulan
sekali, dan pengiriman pesan harian lewat telepon seluler bagi anak yang tidak
datang atau sering telat masuk kelas.
Ada pula kegiatan
belajar mengajar keagamaan, misalnya mengajarkan Shalat, yakni 15 menit untuk
shalat secara bergantian. Di samping itu, terdapat pelayanan Guru Jaga setiap
hari yang dapat dimanfaatkan murid untuk bertanya, klinik belajar, konsultasi
kesulitan belajar, dan laporan perkembangan akademik. Memberikan modul lengkap
yang sistematis, kuis, tes formatif, dan evaluasi secara berkala.
b. Dampak Lembaga Bimbingan Belajar
(Pembahasan)
1.
Dampak Positif Menjamurnya Lembaga Bimbingan Belajar
a) Bagi
Orangtua dan Siswa (Pengguna)
Anak dan orangtua atau pengguna jasa
Lembaga Bimbingan Belajar yang paling berhak menilai seberapa besar manfaat
Lembaga Bimbingan Belajar.
Manfaat positif Lembaga Bimbingan
Belajar yanga umum dinikmati adalah:
1)
Membiasakan anak untuk selalu rajin
belajar baik disaat di sekolah maupun diluar sekolah.
2)
Membantu meningkatkan daya juang
siswa, dimana anak-anak yang ikut bimbingan belajar sehabis pulang sekolah
bukannya langsung tidur siang tetapi belajar ke Lembaga Bimbingan Belajar.
3)
Sebagai “tempat bermain” yang
positif, dimana banyak orangtua, ayah dan ibu, yang kedua-duanya sibuk mencari
nafkah diluar rumah. Sehingga sebagian orangtua siswa bimbingan belajar
menganggap Lembaga Bimbingan belajar adalah “Taman Pintar” bagi putra-putrinya.
4)
Mengurangi rasa cemas menghadapi
Ujian Nasional dan menambah rasa percaya diri menghadapi momentum tes.
b)
Bagi Pendidikan Formal
Manfaat Positif
yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan belajar adalah baik
secara langsung maupun tidak langsung adalah:
1)
Membiasakan belajar antar siswa
antar sekolah agar terjadi jaringan antar pelajar antar sekolah untuk
mengurangi perkelahian pelajar antar sekolah dan menciptakan keakraban tanpa
membedakan sekolah.
2)
Membiasakan berkompetisi antar siswa
antar sekolah agar mengasah kemampuan dalam lingkup yang lebih luas.
3)
Mengurangi angka ketidaklulusan
suatu sekolah dan suatu daerah.
4)
Meningkatkan kecerdasan dan nilai
para siswa di sekolah sehingga jika anak berprestasi maka akan mengharumkan
nama sekolahnya.
c)
Bagi Masyarakat Umum
Manfaat Positif
yang dirasakan Pendidikan Formal melalui Lembaga Bimbingan belajar adalah baik
secara langsung maupun tidak langsung adalah:
1)
Membuka lapangan pekerjaan bagi
masyarakat
2)
Mempertemukan orang-orang yang hobi
mengajar secara profesional dan bertanggungjawab, baik dari kalangan ilmu
keguruan maupun dari kalangan non keguruan (universitas non kependidikan)
dengan rukun dan duduk sama rendah berdiri sama tinggi dengan satu tujuan
siswa-siswanya semangat belajar dan berprestasi.
2.
Pengaruh Negatif Menjamurnya Lembaga Bimbingan Belajar
a)
Lembaga Bimbingan Belajar Merupakan Bisnis Pendidikan
Lembaga Bimbingan
Belajar tidak dapat berdalih, bahwa LBB ini merupakan bisnis pendidikan
sehingga menggunakan prinsip perdagangan berupa iklan yang bombastis, diskon
harga, menawarkan fasilitas dan pelayanan yang terbaik, pendekatan kepada
sekolah-sekolah, memberikan beasiswa, dan sebagainya.
Bagi Bimbingan
Belajar, memperoleh siswa yang pintar adalah berkah atau aset yang berharga,
sebab keberhasilan siswa tersebut masuk jenjang pendidikan yang lebih tinggi
(SMP/SMA/PTN) akan mengangkat nama lembaga tersebut. Lembaga Bimbingan Belajar
akan mengklaim inilah siswa-siswa mereka yang berhasil masuk sekolah atau PTN
favorit. Kadang-kadang siswa yang mendapat ranking di sekolah ternama atau
favorit dibebaskan dari biaya Bimbingan Belajar atau diberi potongan harga yang
besar agar siswa tersebut tertarik masuk.
Tidak
mengherankan beberapa Lembaga Bimbingan Belajar bukan saja memberikan potongan
harga atau diskon besar tetapi juga jaminan atau garansi mendapat nilai A atau
lulus disekolah favorit, jika tidak maka biaya Bimbingan Belajar akan
dikembalikan.
Kurang tegasnya
sanksi hukum bagi Lembaga Bimbingan belajar terbukti dari begitu mudahnya
membuka Lembaga Bimbingan Belajar, membuat beberapa Lembaga Bimbingan belajar
melakukan penipuan dan kecurangan. Misalnya, promosi iklan yang ditawarkan
tidak sejalan dengan prakteknya. Namun sejauh ini, belum ada pemberitaan yang
fenomenal yang disoroti karena kecurangan dan penipuan Lembaga Bimbingan
Belajar di Indonesia.
b)
Biaya Pendidikan Anak Membengkak
Menjamurnya Bimbingan Belajar
membuat biaya yang dikeluarkan oleh orang tua untuk pendidikan kian membengkak,
pendidikan semakin mahal dan eksklusif, dimana harga bimbingan belajar per
semester cukup fantastis. Mulai ratusan ribu hingga puluhan juta rupiah sesuai
kelasnya. Mulai kelas biasa hingga kelas kesekutif.
Meskipun pemerintah menyatakan bahwa
ujian nasional di semua tingkatan gratis, tetap saja orangtua murid
mengeluarkan biaya yang cukup besar dalam bentuk seperti pembayaran uang bimbel
dan try out untuk menghadapi ujian nasional tersebut.
Padahal, esensi Bimbingan Belajar
dan Try Out sebenarnya bisa dilakukan secara murah dan efektif lewat internet.
Oleh karena itu tidak heran jika kemudian terdapat penelitian (2002) mengungkapkan,
“Biaya terbesar orang tua atau masyarakat dalam pendidikan anak-anak mereka
bukan di sekolah melainkan untuk Lembaga Bimbingan Belajar (LBB).
c)
Bimbingan Belajar Menjadi Salah Satu Tren Pendidikan
Bimbingan Belajar
bukan hanya untuk siswa yang merasa diri lemah, tetapi siswa-siswa yang otaknya
pintar pun tidak mau ketinggalan ikut Bimbel. Menurut pengamatan penulis,
penyebabnya adalah karena kurang percaya diri (PD) sehingga ikut trend
teman-temannya yang les di Bimbingan Belajar. Persaingan memperebutkan sekolah
favorit di tingkat SMP dan SMA berdasarkan nilai Ujian Akhir Nasional (UAN)
telah membuat banyak siswa-siswa yang sebenarnya tidak perlu Bimbingan Belajar
akhirnya memohon kepada orangtuanya agar ikut Bimbingan Belajar karena kurang
percaya diri bahwa les tambahan yang disediakan sekolah sudah cukup membantu
mempersiapkan dirinya menghadapi Ujian Akhir Nasional.
3. Titik
Temu Antara Lembaga Pendidikan Formal
Dan Pihak Orangtua/Siswa Dengan Lembaga Bimbangan Belajar Untuk Menyukseskan Tujuan Pendidikan Nasional
Titik Temu ketiga pihak di atas
dijabarkan penulis sebagai berikut:
a.
Diperlukan peranan Pemerintah dalam
mengatur semua lembaga pendidikan nasional di Indonesia. Pemerintah wajib
sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar lembaga pendidikan.
Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya tujuan pendidikan
nasional
b.
Peranan Pendidikan Formal sebagai
lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak bangsa harus selalu berbenah diri
dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab pendidikan yang diembannya kepada
Lembaga Bimbingan belajar.
c.
Peranan Orangtua sebagai pendidik
yang pertama dan utama tidak dapat digantikan oleh pendidikan lainnya.
d.
Bahwa kemajuan generasi muda anak
bangsa itu tanggungjawab bersama, maka perlu kerjasama dan komunikasi yang baik
antara sistem Pendidikan Formal, Nonformal, Informal dan masyarakat sebagaimana
telah diatur di dalam Undang-Undang.
e.
Fakta membuktikan bahwa ada Lembaga
Bimbingan Belajar yang baik dan bermasalah sama seperti ada Lembaga Pendidikan
Formal yang baik dan bermasalah. Semua bidang kehidupan juga selalu mempunyai
sisi positif dan sisi negatif, sehingga diperlukan pemikiran yang lebih objektif,
kritis, intelektual, proporsional dan profesional dari semua pihak untuk
menilai masing-masing pihak, baik Lembaga
Pendidikan Formal, Lembaga Bimbingan Belajar dan Pihak Orangtua dan Anak
(Pengguna)
f.
Bahwa mencari pekerjaan yang layak
seperti membuka Lembaga Bimbingan belajar adalah hak setiap orang selama tidak
melanggar norma-norma sosial kemasyarakatan dan norma hukum yang berlaku pada
suatu negara.
g.
Lembaga Bimbingan Belajar dituntut
untuk tidak hanya mencari keuntungan namun dituntut untuk menolong masyarakat
dengan cara memberikan biaya yang relatif terjangkau sehingga semua lapisan
masyarakat dapat mengenyam bimbingan pendidikan.
h.
Bahwa menuntut ilmu itu hak setiap
orang, termasuk bagi orang yang belum cerdas maupun yang telah cerdas
sekalipun. Siswa yang posisinya rangking satu dikelaspun tidak ada larangan
ikut bimbingan belajar apalagi yang belum juara. Ini berarti tidak selamanya
saat ada siswa masuk ikut bimbingan belajar bisa disimpulkan bahwa sekolahannya
dan gurunya sedang bermasalah.
i.
Dibutuhkan kesadaran dan kemauan
yang keras bagi setiap anak untuk meraih ciata-citanya. Lingkungan adalah
faktor kedua dalam keberhasilan, karena faktor pertama adalah dari diri
sendiri.
4.
Simpulan
Dan Saran
a.
Simpulan
Akhir artikel ini, Penulis memberikan
kesimpulan, antara lain:
a.
Diperlukan peranan Pemerintah dalam
mengatur semua lembaga pendidikan nasional di Indonesia. Pemerintah wajib
sebagai moderator untuk terjalinnya kerjasama antar lembaga pendidikan.
Menertibkan Lembaga informal dan nonformal guna terwujudnya tujuan pendidikan
nasional
b.
Peranan Pendidikan Formal sebagai
lembaga resmi Negara untuk mencerdaskan anak bangsa harus selalu berbenah diri
dan tidak dapat melimpahkan tanggung jawab pendidikan yang diembannya kepada
Lembaga Bimbingan belajar.
c.
Orangtua perlu menyadari abhwa
peranannya sebagai pendidik yang pertama dan utama tidak dapat digantikan oleh
pendidikan lainnya.
d.
Sekelumit permasalahan pendidikan
dan permasalahan dalam masyarakat
Indonesia seharusnya menjadikan Lembaga Bimbingan Belajar sebagai sebuah
jalan keluar yang mudah dijangkau oleh semua orang agar hak atas pendidikan
dengan harga terjangkau dan mempunyai kualitas yang dapat dipertanggung jawaban
bisa dimiliki setiap orang.
e. Lembaga Bimbingan Belajar seharusnya tidak hanya memikirkan
kepentingan bisnisnya semata namun bisa memberikan nilai lebih kepada para
orang tua yang menitipkan anak-anak di sebuah Bimbingan Belajar. Sehingga
cita-cita Indonesia untuk memiliki kualitas sumber daya manusia yang bagus
serta dapat bersaing dalam dunia global ini mampu dicapai melalui perpanjangan
tangan Lembaga Bimbingan Belajar.
b.
Saran
Melalui artikel ini, penulis memberikan saran-saran
kepada:
Pertama, kepada para pengajar
dan pendiri lembaga bimbingan belajar untuk mengutamakan pendidikan nasional
disamping bisnis pendidikan.
Kedua, kepada pendidika formal
untuk senantiasa melakukan inovasi dalam mengajar serta menjalin kerjasama
dengan lembaga bimbingan belajar disekitarnya.
Ketiga, kepada semua
orangtua/siswa bahkan lapisan masyarakat untuk selalu kritis, menjalin
kerjasama dengan pendidikan formal dan lembaga bimbingan belajar untuk kemajuan
pendidikan anak/siswa.
Daftar Pustaka
Djumhur
dan Moh. Surya (1975), Bimbingan dan Penyuluhan di Sekolah, CV. Ilmu Bandung.
Harian
Neraca.co.id/2012, diakses tanggal 1 Desember 2012, diakses tanggal 30 November
2012
Http:/Caray_Bimbingan
Belajar.blogspot.com/2011. Diakses pada tanggal 1 Desember 2012.
Http://klikdiksos.blogspot.com/2008/04/sekolah-tersaingi-bimbingan-belajar.html,
diakses pada tanggal 30 November 2012
Http://universclicks.files.wordpress.com/2009/09/sleep-learning.jpg,
Diaksespada tanggal 30 November 2012
Iyan Sofyan, 2010, Seminar Pendidikan
"Lima Peran Strategis Orangtua agar Anak Siap Hadapi Ujian Nasional"
yang diselenggarakan Edukasia Training Center di Sleman, DI Yogyakarta:
Kompas.com, diakses pada tanggal 22 Februari 2010.
Jones, J, Konsep
Dasar bimbingan Belajar, Diposkan Oleh Caray,
Http:/Caray_Bimbingan Belajar.blogspot.com/2011. Diakses pada tanggal 1
Desember 2012.
L.D Crow dan A
Crow, Konsep Dasar bimbingan Belajar, Diposkan Oleh Caray, Diakses tanggal 1
Desember 2012.
Nathan,
Menjamurnya Bimbel Bikin Kantong Jebol, http://Lembaga Bimbingan
Belajar (LBB)/2002/Komunikasi Organisasi.Html, diakses pada tanggal 1 Desember
2012.
Sleman,
2010, Peran Orangtua Mendidik Anak Pudar: Kompas.com, Diakses pada Tanggal 22 Februari 2010.
Tilaar,
HAR. Paradigma Baru Pendidikan Nasional. Jakarta: PT. Rineka Cipta. 2000.
Uaksena, 2011,
Artikel Ilmu Pendidikan, e-Learning Ilmu
Pendidikan/2009-2012/202/Prestasi
Belajar Tergantung Bimbingan Orangtua.html, diakses tanggal 1 Desember 2012.
JASA KONSULTAN PENDIDIKAN BIMBEL DAN MOTIVATION CHARACTER BUILDING
BalasHapusBersama BKB XPERT MULTITALENTA INDONESIA BOGOR
FOKUS, TOTAL DAN GEMILANG
Bimbel Plus Kharismatik dan Ternama di Bogor (Spesialis Privat)
Melayani Jasa layanan Tambahan :
1. Pendampingan Siswa Berprestasi dalam Kompetisi Olimpiade MIPA SD-SMP-SMA
2. Program Privat Matematika On Line Jarak Jauh (Pelajar dan Mahasiswa)
Media Komunikaasi Pembelajaran : Facebook, What’s App, Email, Blog, BBM, Twitter.
3. Inhouse Training Pembekalan Manajemen Outlet Singkat :
(Manajemen Praktis dan Aneka Tips Jitu Buka Usaha Franchise Bimbel Plus Rumahan)
Harga Paket Starter Kit Bisnis Hanya Rp. 300.000,- (Bebas Ongkir Wilayah Jabotabek)
4. Pembuatan Soal-Soal Ulangan harian, Try Out Ujian Semester, Soal Ujian Nasional dan Soal SBMPTN beserta Soal Kisi-Kisi/ Prediksi Plus Soal
5. Pendidikan Pembangunan Karakter Anak (Motivation Building) Paket Outbound Training Pengurus Organisasi RT/RW, OSIS Sekolah, Organisasi Kemasyarakatan, Perkantoran dan Instansi Pemerintahan. (Bersama Tim Independen Golden Training)
6. Sales Modul Mata pelajaran Lengkap SD, SMP, SMA.
7. Sales CD Multimedia Zenius Learning (Semua Mapel Lengkap Per Jenjang kelas)
Solusi Bijak Investasi dan Berprestasi (Tunggu Apa lagi Daftarkan Sekarang Juga)
Kami hanya melayani Pelanggan yang serius dan berminat.
HUBUNGI SEGERA : IBU YENI SURYANI (Head of Academic and Finance)
HOT LINE NEWS : HP. 08561321290/HP. 087874078105/HP.081293737515
email : xpertbogor@gmail.com, wisnuxpert@yahoo.com
webblog : bkbxpertbogor.blogspot.com
terimakasih atas uraiannya yang sangat lengkap
BalasHapusterimakasih atas uraiannya yang sangat lengkap
BalasHapusTerimakasih banyak atas referensinya :)
BalasHapusLes Privat Yang Bisa Datang ke Rumah
Guru Les Privat ke Rumah
Windroye Terbaru
Download GTA Extreme Indonesia
Cara Download SoundCloud
Windroye Emulator
Guru Les Privat Yang Bisa Datang Ke rumah
Cari Guru Les Privat Ke rumah
Mau Cari Guru Les Privat Ke rumah
Mencari Guru Les Privat Terbaik Yang Bisa Ke rumah
Guru Les Privat Terbarik Yang bisa Ke rumah
LesprivatGanesha.com Solusi tepat Guru Les Privat Ke rumah
Banyak sekali bimbel di era global ini mulai dari online ataupun offline, semuanya mempunyai kelebihan dan kekurangan. Yang lagi ramai sekarang memang aplikasi bimbel online, baik dari pemerintah atau karya anak bangsa sendiri.
BalasHapusKeren, Ruangguru menggoncang dunia, membentuk perubahan baru yang sangat membantu para pelajar dari semua kalangan dalam mendapatkan hak yang sama. Tidak ada lagi namanya diskriminasi. Terimakasi ruangguru terimakasih pemerintah sudah memberikan yang terbaik untuk pendidikan anak bangsa .